Translate

Rabu, November 16, 2022

Perluasan Akses Teknologi Sumber Energi Bersih

  Akses Teknologi Sumber Energi Bersih

Energi merupakan kebutuhan mendasar yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, strategi penyediaan serta distribusinya menjadi hal yang penting. Kebutuhan energi akan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk, dan sumber energi yang digunakan jumlahnya terbatas sehingga perlu dicari dan mulai digunakan energi alternatif yang lebih berkelanjutan.

Dalam rangka mencapai tujuan untuk menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua lapisan masyarakat pada tahun 2030, ditetapkan 5 target yang diukur melalui 6 indikator. Target-targetnya meliputi akses universal layanan energi yang terjangkau, andal dan modern, meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global dan melakukan perbaikan efisiensi energi di tingkat global.

Kebijakan Tujuan 7. Untuk mewujudkan Tujuan 7 Energi Bersih dan Terjangkau, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta didasarkan pada strategi Pemenuhan layanan Dasar Masyarakat Miskin, dengan arah kebijakan: (1) Meningkatkan pasokan energi dan ketenagalistrikan dengan memperhatikan jaminan pasokan energi primer dan bauran energi dan pengendalian pemanfaatan yang sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi (2) Meningkatkan peranan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi (3) Meningkatkan aksesibilitas energi (4) Meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

Berdasarkan target dan arah kebijakan yang disusun dalam rangka pencapaian Tujuan 7 TPB, program yang akan dilaksanakan DIY mencakup: (1) Program Pengawasan dan Pengendalian Energi, Geologi, Air Tanah dan Pertambangan (2) Program Penyelenggaraan Energi dan Ketenagalistrikan

Peningkatan Akses Energi : Inisiatif Energi Berkelanjutan untuk Semua dan Implikasinya pada Indonesia


Akses energi masih menjadi salah satu tantangan dunia di abad 21 ini khususnya bagi individu dan masyarakat di negara-negara berkembang. Fakta mencatat terdapat lebih dari tiga (3) miliar orang di negara-negara berkembang yang masih bergantung pada biomassa tradisional untuk memasak dan pemanasan /heating (1); satu setengah (1,5) miliar orang tanpa listrik (2); bahkan di saat jasa-jasa energi (energy services) tersebut tersedia, jutaan orang miskin tetap tidak dapat menikmatinya lantaran harganya yang terlalu mahal dan mereka tidak memiliki kemampuan secara ekonomi untuk membelinya. Rendahnya akses pada energi dan jasa-jasa energi modern membuat penduduk-penduduk di negara berkembang kehilangan kesempatan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup.

Walaupun energi sendiri bukanlah kebutuhan dasar, tetapi energi merupakan pendukung utama untuk tercapainya kebutuhan-kebutuhan dasar. Tanpa energi, kebutuhan-kebutuhan tersebut sukar tercapai. Contoh sederhana dapat dilihat dari peran energi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Walaupun ketersediaan bahan pangan dapat dicukupi, tanpa menyelesaikan masalah energi masyarakat tetap akan mengalami fenomena kekurangan pangan. Hal ini disebabkan karena untuk bisa menyelesaikan masalah pangan bukan hanya bahan mentah pangan yang diperlukan yang harus tersedia, namun akses terhadap layanan energi yang memungkinkan bahan pangan tersebut diolah dan/atau dimasak, juga harus tersedia. Demikian juga dengan air bersih. Jasa energi dalam bentuk listrik memungkinkan air bersih dipompa dari sumber-sumber air dan didistribusikan kepada para penggunanya.

Pentingnya penyediaan akses energi secara universal mulai mendapatkan perhatian sejak hadirnya laporan Komisi Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan atau Report of World Commission on Environment and Development (Bruntland Commission) tahun 19873. Walaupun demikian, akses energi secara universal baru benar-benar menjadi pusat perhatian setelah diterbitkannya sebuah laporan yang komprehensif berjudul World Energy Assessment: Energy and the Challenge of Sustainability oleh UNDP, UNDESA dan WEC, tahun 2000. Laporan ini mengungkapkan pertautan yang kuat antara energi dan kemiskinan, serta menyerukan adanya aksi dunia untuk mendorong penyediaan akses energi bagi seluruh umat manusia.

“Walaupun energi bukanlah kebutuhan dasar manusia, energi sendiri sangat penting untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar tersebut. Kekurangan akses terhadap jasa energi yang beraneka ragam dan terjangkau, artinya kebutuhan dasar dari banyak orang tidak terpenuhi”

memasak. Hal ini memerlukan investasi tahunan di tahun 2010-2015 sekitar 41 miliar dollar Amerika, atau sekitar 0,06% dari GDP (7).

IEA mencatat bahwa beberapa hal yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan-tujuan yang terdapat dalam Tujuan Pembangunan Millenium di tahun 2015, adalah masalah pendanaan dan masalah energi. IEA memperkirakan bahwa di tahun 2015, dibutuhkan tambahan akses untuk sekitar 395 juta orang yang perlu mendapatkan akses pada listrik dan 1 miliar orang yang memerlukan akses pada fasilitas-fasilitas

Itu sebabnya pula, dengan adanya permasalahan ini, peningkatan akses pada energi enjadi suatu hal yang perlu ditangani secara serius. Namun, meningkatkan akses pada energi bukanlah satu-satunya tantangan terbesar. Kenyataan bahwa tidak semua masyarakat dapat menerima tawaran layanan energi yang ada, membuat upaya untuk meningkatkan akses pada energi semakin sulit. Hal ini membawa pada sebuah kesimpulan bahwa untuk meningkatkan akses pada energi, teknologi bukanlah satu-satunya jawaban. Perlu juga adanya upaya peningkatan kapasitas dan pengenalan pada produk-produk energi yang ada, agar masyarakat dapat menikmati layanan energi serta memeliharanya untuk jangka panjang.



Walau demikian, subsidi tidak seharusnya dihilangkan secara keseluruhan. Subsidi tetap harus diberlakukan untuk meringankan biaya bagi masyarakat kecil dalam mengakses pada layanan energi yang tersedia. Namun, sebaiknya, subsidi dberikan pada penggunaan layanan energi yang berasal dari energi terbarukan. Subsidi juga seharusnya diberikan kepada teknologi-teknologi efisiensi energi yang dapat dilakukan secara individu atau sekelompok orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar